Jumat, 10 Juli 2015

Ustadz

Ustadz....

Ustadz adalah orang yang mahir dalam berproduksi dan mengajarkannya kepada orang lain, ustadz juga gelar keilmuan dalam universitas.
Dalam kamus Arab-Arab Al-Mu'jamul Wasith (المعجم الوسيط) kata ustadz memiliki beberapa makna sebagai berikut:
الأُستاذ - أُستاذ:
الأُستاذ : المعلِّم .
و الأُستاذ الماهر في الصناعة يُعلِّمها غيرَه .
و الأُستاذ لقب علمي عالٍ في الجامعة . والجمع : أَساتذة ، وأَساتيذ 

1. Pengajar 
2. Orang yang ahli dalam suatu bidang industri dan mengajarkan pada yang lain.
3. Julukan akademis level tinggi di universitas
jamaknya adalah asatidzah dan asatiidz.
seperti yang diartikan 
Kita bisa menyebut ustadz A, karena mengajar ngaji di SD. bisa juga menyebut Ustadz B dalam arti serjana S1. dan juga bisa menyebut ustadzah C, karena seorang bidan atau dokter. Bahkan barangkali kita bisa menyebut ustad Anang Hermansyah, karena dia mahir dalam bidang musisi.
Tapi akan aneh jika kita terapkan dalam konteks ke-indonesian. karena kata ustad sudah berkonotasi pada orang yang mengerti dan faham ilmu agama.
Lalu fi'il madhi dari kata ustadz itu apa? apakah dari fi'il astadza-yustidzu?
Menelisik asal kata "Ustadz", ternyata kata itu bukan murni dari Bahasa Arab. Kata "Ustadz" menurut beberapa riwayat datangnya dari Bahasa Persia, masuk lewat Irak lalu menyebar ke kawasan Arab. Kalaupun ada, maka itu bukan ustadz tapi astadz, Maimun bin Astadz, nama seorang perawi hadis.
Dr. Ali Jasim Salman dalam kitab Mausuah al-Akhta' al-Lughawiyah as-Syai'ahموسوعة الأخطاء اللغوية الشائعة ) menguraikan sebagai berikut: kata ustadz (Arab, الأستاذ ) berasal dari bahasa Persia klasik yang dalam bahasa Persia (Iran) ditulis istad (Persia, إستاذ ). dari segi arti ia mendekati kata khawaja (خواجة) sebuah kata Parsi yang bermakna pengajar, tuan, atau orang tua.
Jadi, kata 'Ustadz" bukan dari bahasa Arab. tetapi, berasal dari bahasa Persia yang diserap kedalam bahasa arab. seperti kata "karib, akbar, shahib dll" yang diserap kedalam bahasa indonesia dari bahasa arab.
hanya saja. di tanah air kita Indonesia, penyandangan kata atau gelar ustadz terkadang salah penobatannya. memang cukup sulit membedakan mana kyai (ustadz) mana dukun sekarang ini,. inilah yang mungkin menjadi kegelisahan para aktivis dakwah yang telah mempelajari ilmu syari'ah dari sumber yang otentik. yaitu kegelisahan akan terjerumusnya masyarakat yang tidak mampu membedakan ajaran yang benar dari agama Islam dengan ajaran hasil karangan.
dan ini juga yang menjadi PR bagi para perantau ilmu untuk mampu membawa masyarakat ke jalan yang benar lagi lurus, jalan yang diridhai Allah dan Rosul-Nya.

dan memantaskan diri dengan sebutan ustadz, yang telah diberikan lembaga dan masyarakat. tidaklah sekali-kali merusak dan mencermari nama baik yang mampu menjadi magnet pengundang keberkahan Illahi.
 semoga kita menjadi agen umat yang mampu mencerdaskan masyarakat, dan menjadi ladang amal kebaikan, agar nantinya menjadi penyelamat dari api neraka dan pengantar kita ke surga Allah SWT. aamiin yaa Robbal'alamin
wallahu a'lam bimurodih
Semoga bermanfaat.
(Crew Wahdana)
 - See more at: http://www.alkhoirot.net/2012/07/definisi-ustadz.html?showComment=1436527849893#c3669026051222586979

Jumat, 03 Juli 2015

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Bismillah. Wahdana (blogspot)... "Risalah Hiwar Darunna'im".


Imam asy-Syafi’i adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan kecerdasan dan kata-kata mutiara yang penuh hikmah. Buktinya, beliau mampu menyusun kata-kata mutiara yang mendalam dalam bait-bait syair. Syair-syair beliau dibukukan dan dinamai Diwan asy-Syafi’i.
Di antara syair beliau yang sangat baik kita renungkan maknanya adalah nasihat beliau agar seseorang merantau, meninggalkan zona nyamannya menuju wilayah baru, suasana baru, pengalaman baru, dan berkenalan dengan orang-orang baru pula. Nasihat tersebut disusun dalam bait syair berikut ini…
مَا فِي المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ                                مِنْ رَاحَةٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ                            وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ يُفْسِدُهُ                             إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ                     وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَائِمَةً                      لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ
وَالتُرْبُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ                         وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنْ الحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلُبُهُ                                        وَإِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
#-Merantaulah…-
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang).#
#Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.#
#Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.#
#Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.#
#Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.#
#Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.#
#Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.#
———————————————————————————————-
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang)
———————————————————————————————-
Sumber: Diwan al-Imam asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Beirut. Hal. 39


karena itu, Wahdana hadir sebagai bentuk dedikasi kami kepada Pondok Pesantren Modern Darunna'im yang telah memupuk bekal awal perantauan kami ke negeri Nabi Musa ini. digawangi oleh alumni Pon-Pes Darunna'im yang sedang melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar, Kairo-Egypt. in sya Allah blog ini akan menjadi wadah pembelajaran kami, sekaligus sebagai forum informasi, diskusi, serta silaturahim baik alumni ataupun santri.

di samping itu, kami memohon doa untuk kelancaran pendidikan kami disini, juga saran dan kritikan jika memang ada sesuatu yang perlu diperbaiki, karena karena pada hakikatnya manusia diciptakan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan serta menasihati dalam kesabaran (red; al-'Asr [103] : 3).

و الله موفق الي أقوم الطيق

wassalamu'alakum warahmatullah wabarakatuh